Bulan
maret 2013 lalu, aku bermimpi dalam sebuah tidur imajinasiku. Aku dalam keadaan
buruk dan sangat buruk. Dengan berat badan mencapai titik dibawah 50kg, aku
merasa frustasi. Aku merasa diriku hancur berkeping-keping. Aku berada
pada titik nadir penghidupanku. Aku sangat putus asa akan apa yang akan aku
lewati pada masa yang akan datang. Aku anggap aku adalah seorang pecundang
paling biadab setelah mengecewakan banyak orang yang telah habis-habisan
mendukungku untuk terus menggapai mimpiku. Aku gagal dalam perjalanan menggapai
mimpi itu. Aku terancam drop out dan beberapa bulan kemudian memang menjadi
kenyataan. Aku kecewa semuanya kecewa. Aku marah entah sama siapa? Aku adalah
produk gagal sementara yang lain terus berjalan melewati diriku. Aku adalah
seorang biadab penuh rasa malu dan tak pernah berani untuk menunjukkan siapa
diriku? Dan apa yang aku bisai kepada khalayak.
Kutemukan pelarian dalam
kesendirianku, dan diantara cemoohan orang sekitar. Aku berusaha merangkai
story line, lalu aku berusaha menari diatas pena untuk membingkai cerita
menjadi sebuah romansa panjang. Aku berdiam diri berbulan-bulan di kamarku
tanpa pernah keluar rumah kecuali untuk memberikan lesson kepada anak-anak sd
disekitaran rumah.
Ku
imajikan diriku ke dalam sosok perempuan. Ku tulis karya yang menggambarkan
sosok itu. Dialah Cleopatra wury aryani. Rupa-rupa cantik dan paras sempurna.
Sosok perempuan memang paling pas untuk menggambarkan suasana hati pada saat
itu. Seorang rapuh tanpa daya dan pilihan yang pasti. Ku namai Cleopatra karena
aku menginginkan sosok imajinasiku ini sempurna. Lalu kububuhi nama almh. nenek
karena aku begitu merindui orang yang paling sayang denganku. Tidak
berasa nenek telah 16 tahun meninggalkanku. Aku semakin sedih karena pada tahun
2013 pula semua orang yang sayang kepadaku pergi ke alam lain..
Aku buta pada dunia luar pada waktu itu, hanya sebuah buku jurnal berwarna merah marun dan pensil hijau terus menerus menemani hari-hariku. Distorsi cinta menjadi judulnya, tokohnya semua imajiner dan bertolak belakang dengan kehidupanku. Ku curahkan semua keinginanku disitu. Tentang kehidupan remaja kota solo pada waktu itu. Tentang kisah romansa yang terjadi di dalamnya juga konflik menarik ketika para tokoh utama berpisah. Aku berharap cerita ini menjadi sangat menarik karena setiap minggu aku berusaha untuk merampungkan bab demi bab konflik yang ada dalam ceritaku. Walau dengan bahasa yang masih acak-acakan cerita inilah yang membangkitkan hasrat berkesenianku setelah sebelumnya aku dianggap tidak bisa apa-apa oleh keluargaku yang kolot dan kental dalam jiwa berkesenian terutama kesenian jawa klasik. Iya, kesenian tradisional jawa klasik. Aku mungkin dianggap bodoh, tetapi aku diam karena aku ingin berkarya sesuai dengan apa yang aku bisa bukan dengan apa yang mereka mau. Aku tidak bisa menjadi dalang ataupun menjadi musisi karawitan. Aku hanya bisa merangkai kata atau menari diatas pena bukan seperti ayahku, seorang mantan guru tari atau kakekku seorang maestro kesenian jawa yang namanya sudah tercatat di sebuah jurnal kampus UGM. Aku tidak mau kalau aku tidak bisa.
Mereka anggap aku penyendiri dan anti sosial. Padahal aku sangat peduli tapi memang aku hanya diam atas keadaan yang menimpaku saat itu. Aku begitu terpuruk.
Lalu
pada suatu bagian cerita terselip sebuah syair;
I’ve to be finding you
In our first
conversation
Illuminate into my
brain
And entrying into
my heart
My heart’s beat
it’s so fast
Your beauty
smoothy smile
Brightly eyes
you’re comin’ here
Fast to the beat
wanna kiss you
Unicorn face wanna
kiss you
Yang aku maknai sebagai sebuah kerinduan mendalam dan ingin
mencari pelampiasan. Ya caraku mengekspresikan hanya dengan menulis. Aku tidak
bisa berbuat apapun kecuali menulis. Aku ingin menjadi penulis untuk selamanya.
Ingin terbang secepat unicorn.
oleh: tambara boyack.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar