Sabtu, 17 September 2016

Kisah Tamtam, si mahasiswa psikologi. (sebuah cerpen)

   Mendungnya bikin betah selimutan, mataharinya malu-malu babi ga mau keluar bikin betah tambah banget sama kasur bercorak anime. Enggak bosen-bosen juga si alarm dari jam weker pemberian kakak pas ulang tahun ke 13 berbunyi lantang. Anak muda ini masih sibuk di dunia mimpi dan ga mau bangun-bangun juga. Bau iler menambah kebetahannya dalam mengarungi dunia lain. Sebuah kalimat berbunyi , “bermimpilah selagi kita bisa!” dan “mimpi adalah awal dari kesuksesan” telah salah ditafsirkan. Dengan tidur maka kita akan banyak mimpi tapi kalo ga bangun-bangun ya cuma jadi mimpi. Hutama, 20 tahun. Seorang mahasiswa di fakultas psikologi sebuah universitas swasta kota solo. Sering dipanggil Tamtam sama temen kampus biar gampang mamggilnya. Seperti siluman, yap Tamtam adalah siluman kampus karena dia lebih banyakan nitip absen daripada sekedar muncul di kelas. Selali muncul mesti tanpa muka segar dengan rambut acak-acakan. Kacamata segede kacamata kuda , flannel dominaai merah variatif, skinny jeans warna donker, tali sepatu dijadiiin ikat pinggang, malah sepatunya yg ga dipakein tali, dan yg teralhir sebagai pelengkap kekacauan adalah tas samping yang belum pernah ganti sejak smp.
   Dress code pagi ini telah siap setelah membiarkan jam weker berbunyi sampe 2 jam. Tanpa mandi tanpa parfum bermodalkan gosok gigi sambil pup , maka jadilah Tamtam super keren menurut versinya sendiri. Hari kamis, ini adalah hari kedua dalam waktu 3 mimggi dia berangkat ke kampus, memenuhi panggilan dosen yang semalam tadi membuat berisik waktu tidur via telepon. Berjingkat dengan fixie warna hijau neon melawan segala pemandangan kuda besi pembuat kemacetan. “Doa ibu sepanjang 201 m” tulisan konyol tertempel mendominasi helm warna item dop seorang pengendara motor berjuluk satria, entah satria baja hitam atau satria madangkara dari pulo seribu limaratus. Sekayuh dua kayuh melewati jalanan padat gremet gemes dengan terpaan sinar matahari yang masih malu ngumpet dibalik awan. “Pak!” lambaian hangat ditujukan pada pak Muklis , seorang satpam bertubuh gendut berkumis tebal yang setia menjaga keamanan kampus sejak puluhan tahun. Sudah sangat jarang sekali si siluman ini melakukan hal ini. Diujung pojok sepadanya terparkir lalu melangkah tanpa ampun ke pos satpam untuk bersendau gurau bareng pak Muklis. Membahas hal-hal paling aktual tentang apapun, yang paling aktual adalah aksi mogok kuliah Tamtam beberapa minggu terakhir. Sampai hanpir pangling karena terakhir bertemu tidak seberantakan rambutnya. Senyam-senyum, pringas-pringis, mesam-mesem terulas ga begitu indah di wajah Tamtam ketika satpam itu menyapa , “Le, baru keliatan?” Senyum lagi dan mulutnya pun nyinyir, “Aku di kost terus hlo pakdhe,main-main kost !” Sendau-gurau mereka berlanjut hingga ngomong ga karuan ngalor-ngidul, banyak waktu dihabiskan di pos satpam. “Sik yo pakdhe duluan, mau ketemu dosen nan imut bin berisik” “Makane, rajin masuk le!” Langkah Tamtam cenderung cepat hampir lari, pesan singkat agak mengganggu berhasil membuat obrolannya bersama pak satpam kelar. “Hutama, jadi orang biasa aja. Malu sama absen.” seorang menghela nafas. “Ga ada tampang nakal sama sekali.”
   Pada sebuah ruangan ber-Ac hawa sejuk cenderung dingin dengan tumpukan berbagai buku-buku tebal mengelilingi. Tamtam menemui seorang belum terlalu tua berbalut batik tapi made in china. Pria ini sering menjadi mentor di kelas untuk beberapa mata kuliah psikologi sosial. Walau muka agak melas dengan dandanan ga cukup jelas tapi mempunyai tindakan cukup tegas untuk menindak mahasiswa nitip absen. Santai saja Tamtam menghadapi killer penuh sindiran juga julukan diantara kaum-kaum pengemis pengetahuan. sedari buto ijo hingga monster kampus sering menjadi bahan guyonan tanpa disadari prinadi yang disindir. Masing-masing duduk berhadapan denga laptop di depan muka sendiri-sendiri. Hingga hampir lama mereka diam tak berkata sibuk menyelami dunia maya tersendiri. Dengan case berwarna sama dan bermerk sama. Gerak kata satu sama lain begitu jarang. “Jadi mahasiswa rajin betul, kau ini memang teladan buat anak-anak psikologi.” Dosen ini dianggap terlalu berisik jika sudah kunci mulutnya sudah terbuka, semua pernyataan dilontarkan sinis, semua perkataan hanya berupa kalimat sindiran. Bahwa semua yang dilakukan Tamtam itu salah, “ya” ,“nggih” tiada kata lain yang bisa diucapkan Tamtam tanpa penolakan dari bapak dosen psikologi sosial yang terhormat. “Di kost dong mister, tidur bahagia. Kata orang mimpi adalah awal dari sebuah kesuksesan. Maka bermimpilah sebanyak mungkin!” Ucap Tamtam tanpa tedeng aling-aling. “Tukang tidur, dasar alibi” Tanggap si lawan bicara. Lalu setumpuk tugas dan beberapa kalimat peringatan disodorkan. Deadline 1 minggu menjadi harga mati lalu dibalas dengan senyum disusul kalimat perpisahan, “Beres!!” “Semua bakal beres pada…. hal mah kagak!!!” dalam hati Tamtam berucap sedikit menggerutu atas kejadian barusan. Meninggalkan wilayah tersebut cepat-cepat. Menggaruki kepala tiada henti sembaru menyusri lorong kelas yang seharuanya dia hadiri namun tidak jadi. Bahwa kampus sejatinya bukan temapt mencari ilmu. Kampus adalah tempat mencari gelar , gelar kasur, gelar tiker dan sebagainya.
   Sampai juga di tempat dimana bertemunya surga dan neraka berada pada tempat tersebut. Kost excecutive habis kena tsunami, hampir petjah bin berantakan dengan fasilitas wifi berkata sandi “bayardulusebelumpak33”. Menulis isi hati, kedongkolan hati atas kejadian hari ini. Menumpahkan setumpah-tumpahnya pada sebuah blog pribadi. Maka tersebutlah beberapa tipe dosen menurut Tamtam:

 1. Dosen kura-kura ninja 
Dosen ini jenis dosen paling senior, lelet banget kalo bicara lambat banget kalo jalan. Faktor usia juga mempengaruhi lama waktu mengajar, bentar-bentar ngos-ngosan dan bahkan sering ngilang kayak ninja. Dosen jenis inilah yang sering dikibulin sama Tamtam. Entah absen atau tugas, nilai cenderung ke A gampang banget didapetin.

2. Dosen ayam jago 
Dosen yang paling rajin, dateng paling awal sebelum mahasiswa masuk. Kalo ngajar lantang suaranya sampe kelas sebelah. Suka bercandain ayam kampus apalagi kalo dandan menor tapi anti banget sama cowo, serasa cowo di dunia ini pesaing berat. Kebanyakan dosen ini masih muda banget dan berisik. menaklukan dosen ini susah-susah gampang. Asal bisa ngrayu pasti lulus entah apa nilai yg diberi yang penting lulus.

 3. Dosen bebek matic
 Dosen tipe ini adalah dosen lumayan sulit ditaklukan. Lumayan berarti mungkin bisa takluk. Bukan kerasnya suara tapi cepatnya suara dari mulut yang terlontar. Ga perlu perseneling langsung otomatis kuenceng. Ga bisa diberentiin sampe gasnya habis, semua perkataan dibuat lebay, semua pengajaran dibuat lebih dan pokoknya hiperbola banget deh buat tipe satu ini. Cukup hadapilah dengan kesabaran hingga dia lelah sendiri, setelah itu spik aja terus minta deh dilulusin.

 4.Dosen tembok mlaku 
Ini dosen paling aneh dan freak menurut para kaum terpelajar. Cara ngajarnya sih normal bin standar, tergolong rajin dan ga susah-susah amat kalo ngasih nilai. Sikapnya cenderung datar seperti tembok. Dan stylenya itu semakin mempertegas bahwa dia itu tembok beneran. Gaya make-up tebel setebel aspal , berlapis-lapis hingga ratusan. Maka ditahbiskanlah dosen jenis spesial ini bergelar dosen tembok berjalan.

5. Dosen buto ijo 
Penuh ketegasan, sangat teratur, orangnya cenderung galak bahkan ada yang galak banget. Sering memaksa dalam segala tugas dan paper. Inilah dosen killer, dosen buto ijo, dan dosen paling ditakuti se prodi. Hafal dengan berbagi trik yang dilakuin mahasiawanya. Dikit-dikit dikeluarin, dan mempunyai rekor pembubaran kelas di tengah perkuliahan. Serem, banyakin berdoa ya kawan kalo menui dosen jenis ini.

6. Dosen idaman 
Dalam hal apapun dosen ini sempurna, mudah diajak kongkalikong. Segala urusan dengan dosen ini sangatlah mudah tidak rewel, easy going dan apalagi kalo ngasih nilai, asal beres semua akan dapet A. Selain itu penampilan dosen ini juga kebanyakan menarik dilihat. Yang cantik jadi idaman para mahasiswa cowo yang ganteng jadi inceran para mahasiswa cewe terutama bagi dosen yang masih jomblo. Dan, sruput kopi terakhir bersamaan dengan selesainya jemari menari diatas pad. Matanya juga lelah begitu pula hati dan pikiran yang sangat lelah setelah berdebat dengan dosen tadi pagi. Sekali lagi tanpa mandi, Tamtam memeluk guling menuju dunia lain. Selamat sore, Tamtam tidur lagi !!!!

 created by, tambara boyack.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar