Minggu, 29 Mei 2016

Kamu berlari terlalu memaksakan diri, Arma.

   innalilahi wainnailaihi rojiun, walaupun sudah bertahun-tahun tidak berjumpa tapi ada satu kenangan yang tidak akan aku lupakan. mungkin kalau aku bertemu kamu lagi, dan aku bercerita ini kamu mungkin akan lupa. ini adalah sebuah kenangan pada hari jumat pagi dan aku sangat lupa tanggal tapi itu terjadi sekitar 10an tahun yang lalu ketika kita masih duduk di bangku smp.
  
   Seperti biasa, hari jum'at jam pertama. Kita bersiap dengan pakaian olahraga lengkap tanpa menggunakan alas kaki. Hari yang cukup cerah untuk melakukan olahraga. Kevetulan pada saat itu akan ada penilaian sekaligus seleksi untuk cabor lari jarak jauh. Mungkin sekitar 5km akan kita tempuh pada hari itu. Aku, kamu dan sekitar 40an teman 7e SMPN 1 Delanggu segera melakukan start dari sekolah. Bapak Sriyono, guru olahraga menginstruksikan untuk melakukan pemanasan sebelum berlari. Kita berkumpul di jalan pabrik karung tepat di depan gedung essade. "Bersedia, siap, ya!!" Semua berlari menyusuri jalan. Sekitar kurang 1 km kita masih berada pada di gerombolan besar. Aku melihatmu berada diujung gerombolan anak-anak seumuran jagung, aku jelas melihat semangatmu begitu luar biasa. Aku berlari pelan seperti biasa, berada pada posisi paling belakang. Selepas perempatan menuju jalan cokro aku mulai menyusul satu persatu teman yang ada di depanku, dan kamu masih di depan bersama Joffan. Sampai juga aku menyusul Joffan yang saat itu sudah kelelahan. kamu masih terdepan hingga ada putaran balik aku berhasil menyusulmu, aku terdepan. at least ini masih separuh perjalanan. Terdengar langkah pastimu menjejak, kamu pantang menyerah. Tapi tak lama kemudian kamu mengeluh, "Yak, kowe kuat banget to yak?" Aku masih tersenyum diam. "Yak, wetengku suduken!!" aku perlambat lajuku, menyamai larimu. "Santai wae ma, kanca liyane isih adoh ning mburi. aja dipekso, leren po pie?" Aku mulai khawatir, karena kamu terus memegangi perutmu. Kamu terus saja berlari, lalu aku tinggalkan saja lajumu yang terus melambat. Lalu aku lihat kamu sejarak 200an meter di belakang sudah tersungkur, hanya kita berdua pada jalanan sepi, kamu pingsan. Aku bingung, tapi aku mencoba mengangkat kepalamu sedikit berharap ada seorang yang lewat karena teman-teman sekelas sudah tidak kelihatan. Beruntung ada bapak-bapak dengan sepeda motornya lewat, tanpa aku panggil dia mendekat lalu mengantar kita kembali ke sekolah. Bapak Sriyono yang menunggu di depan nampak terkejut, lalu membawamu ke uks. Aku hanya berharap kamu tidak apa-apa pada saat itu. Sambil menunggui teman yang lain aku berada di bawah sebuah pohon di depan lobbi sekolah.

   Dan lalu pertemanan kita terpisah setelah aku memutuskan melanjutkan SMA di solo dan kamu masih saja di Klaten. 2008, terakhir kali kita bertemu, karena pada setiap kesempatan Reuni kamu tidak sekalipun hadir. Kita hanya berhubungan lewat facebook, itupun akhir-akhir ini aku sangat jarang membuka akunku kecuali untuk main football manager.

  Dikabarkan kamu meninggal setelah 3 hari menyelesaikan sidangmu, kamu benar-benar memaksakan dirimu untuk berlari jauh. 
  Selamat ya, kamu sudah memiliki gelar S.Psi. Aku kapan nih?

  Dan, aku akan siap menyusulmu. Selamat jalan ya, teman. Muhammad Arma Setyawan, 1994-2016. 9e SMP N 1 Delanggu 2008 no absen 27.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar