Rabu, 28 Oktober 2015

Bertemu dengan ibu Jannah, kepala sekolah Mts At Taqwa Bekasi.

      Kemarin adalah hari sumpah pemuda, hari bagi kaum pemuda untuk bangkit dan berkarya namun hanya sedikit yang melakukannya. Aku, masih menjalani tugas di sebuah kota bernama bekasi. Menjalani tugas dari dinas ke dinas untuk menawarkan berbagai macam buku teks untuk kebutuhan sekolah. Yap, motto perusahaan yang aku tempati adalah "Bersama kami turut mencerdaskan bangsa" aku tidak hanya akan meraih keuntungan tapi niatku adalah bekerja untuk mencerdaskan anak-anak di Indonesia terutama di bekasi. Semoga Allah memberkati.
       Tidak tahu kenapa, pada sebuah presentasi aku bertemu seorang kepala sekolah cukup anggun dari gestur tubuhnya. Tidak seperti kepala sekolah yang sebelumnya aku temui. Ia bernama ibu Jannah, masih 40an tahun. Lulusan UIN Jogja. Banyak ngobrol tentang hidup kita masing-masing dan ternyata kita mempunyai kesukaan yang sama. Novel dan Psikologi. Menyukai penulis yang sama Dee lestari. Dan ketika ngobrol sangat luwes sekali. Dia berkeluh kesah tentang kota bekasi, kota yang dianggap besar dengan mindset kurang. Kurang dalam artian belum kekinian, walau secara fisik berkembang sangat cepat sebagai penyangga ibukota. Jakarta telah mengerek kota bekasi menjadi kota penyangga yang maju. Disayangkan pola pikir di kehidupan masyarakat masih kurang aktif dan cenderung masih mengikuti arus. Dia perbandingkan saja dengan kota jogja dan kota solo. Walau secara fisik masih belum banyak bangunan modern tapi secara mindset beliau mengakui bahwa 2 kota tersebut adalah kota yang sangat maju. Maju dalam kreatifitas, daya saing, sumber daya manusia dan kebudayaan. Beliau juga tidak heran jika indonesia selalu dipimpin oleh keturunan Jawa. Memang sih, orang Jawa yang dikatakan aneh dan sebagainya bahkan menjadi bahan olok-olokan warga disini yang katanya orang kota mempunyai watak halus, berbudi pekerti tinggi dan pastinya mempunyai kematangan dalam berpikir. Berpikir secara halus dan tidak kemrungsung. Seharusnya disini juga bisa melakukannya. Dan perjuangan ibu Jannah sangat keras untuk mengubah pola pikir anak bekasi. Kenapa anak-anak didik beliau? Beliau berpikir bahwa kalau bukan anak muda, siapa lagi yang akan mengubah bangsa? Orang tua hanya sekedar pemberi motivasi dan berjuang terus menerus agar semua anak indonesia bisa menjadi anak-anak yang baik. Contoh negara Finlandia dan singapura, walau secara moral minus tapi kreatifitas mereka luar biasa. Budaya saling mengerti sangat kentara walau hanya dengan kedipan mata tanpa saling bicara. Di indonesia? Banyak bicara kurang aksinya. Semua bacaan, tontonan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Kenapa China dan Korea utara bisa mengatur jaringan internet mereka sendiri? Bisakah indonesia melakukannya? "Itu tugas kamu dik Boyak!!! Ubahlah pola pikir bangsamu melalui karyamu." Beliau berkata seperti itu berapi-api dengan self defense yang luar biasa hati-hati jika aku lihat dari bahasa tubuhnya.
      Sebagai kepala sekolah, beliau juga sangat konsern kepada anak muda. Bahkan beliau membaca majalah Hai. Aku sebagai salah satu penikmat majalah itu sangat terkejut. Obrolan kita pun beralih ke buku. "Kenapa adik mau kerja di bidang penerbitan sedangkan adik dari keluarga seniman jawa yang kentara dan menyukai dunia psikologi?" Beliau bertanya dan hanya saya jawab, "Mau bikin novel bu." Yap, dari situlah ketahuan bahwa kita menyukai jenis tulisan yang sama bergenre Pop dan fiksi ilmiah. Menyukai penulis yang sama Dewi lestari. Dan sama-sama mempunyai id kompasiana. Seperti daun yang sedang bergesekan. Pikiran kami seperti terkoneksi walau hanya beberapa jam yang lalu kenal. Aku ceritakan saja semua proyek menulisku kepada beliau dan beliau titip pesan "Di novelmu nanti, sisipkanlah hal-hal positif yang bisa mengubah bangsa. Mengubah pola pikir anak muda dan satu lagi dik, hidup tidak cuma mampir minum tapi berkaryalah."
      Hingga waktu dzuhur yang akhirnya membuat aku harus berkesudahan. Terima kasih ibu atas tukar pikirannya. Sangat menyenangkan jika menemukan orang yang satu pemikiran, dianggap aneh tapi sebenarnya sangat bijaksana dalam menyikapi kehidupan kekinian. Semoga besuk tidak hanya sharing tapi kita bisa deal tentang proyek-proyek di sekolah ibu.
Ditulis oleh: Tambara Boyack, 28/10/11 pas hari sumpah pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar