Beberapa hari terakhir, disela-sela rutinitas ada kebiasaan
yang aneh adanya. Dimulai dari pembahasan tentang wanita lalu mulai menjurus
pada akhirnya membahas diriku yang masih menyendiri, lalu apa salahnya?
Tidak semua orang mempunyai alasan yang sama untuk hal yang
sama apalagi tentang masalah percintaan. Memilih pasangan memang bukan hal yang
mudah. Atas dasar kisah pilu masa lalu aku masih belum membuka diri kepada
sosok yang aku anggap pantas menjadi pendamping hidupku kelak. Men, pasangan
hidup dan paling tidak akan bersama selama 50 tahun. Tidak semudah menurutku
yang teman-temanku bilang. Mereka memang benar, tentang apa yang mereka katakan
tentang “mencari pasangan hidup” itu dan mereka juga pernah mengalami pahit
getir sebelum mencapai pelaminan jua. Tapi apa harus disamakan denganku?
Menurutku aku mempunyai jalan yang sangat berbeda. Memang untuk masalah seperti
ini aku sangat tertutup dan berhati-hati kepada siapapun. Aku tidak boleh salah
melangkah lagi. Aku harus bisa mengatur ritme bercinta yang tepat karena pada
masa lalu aku pernah mengalami masa buruk yang kalau diceritakan kalian pasti
tidak pernah percaya.
Seperti yang orang bilang, aku adalah pengarang cerita fiksi
terbaik tentang masalah pribadi. Aku merasa asing diantara banyak orang. Aku
memang seorang penyendiri unggul diantara ramainya khalayak di sekelilingku.
That’s way, aku kadang tertawa ketika mereka menertawakan diriku. Dalam hati mereka itu begitu fana melihat diriku,
mereka itu melihat sesuatu hanya dari sampulnya saja. Dan tertawanya mereka
hanya sebatas kesalahan persepsi semata.
Tidaklah buruk bagi seseorang untuk bersikap menyendiri dan tertutup.
Terlalu vulgar dan erotis untuk membuka apa yang ada di dalam diri kita seakan
kita adalah bintang video porno yang sedang telanjang dan disaksikan oleh
khalayak ramai.
Mengenai pasangan hidup, aku masih belum mau membuka kepada
siapa aku harus menjatuhkan pilihan yang ada sekarang. Lalu ketika ada teman
yang menawarkan pilihan jawabanku adalah, “aku sudah terlalu pusing memilih
untuk siapa dan bersama siapa aku kelak?” biarkanlah mereka mengatakan apa saja
yang mereka bisa. Lalu aku hanya bisa diam melihat tingkah laku mereka. Semua
itu akan berlalu sangat cepat atau bisa saja melambat pelan perlahan. Persepsi
liar yang aku biarkan akan hilang atau malah bisa berkembang membesar. Dan
bahwa segala kemungkinan akan terbelah menjadi dua antara iya atau tidak sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Kadang mengiyakan akan lebih sulit daripada
membiarkan liar. Aku memilih untuk
membiarkan liar segala persepsi yang ada lalu dengan aku mengiyakan dengan
seenak hatiku sendiri.
Seperti seorang dj bernama marshmello, “kesendirian bukanlah
akhir dunia.” Dalam sebuah lagu dia bisa membuktikan bahwa kesendirian tidak
menghalangi kita untuk berkarya dan mempunyai banyak sahabat. Justru dengan
kesendirian dia tidak merasa terkekang oleh keadaan. Persepsi bahwa seorang
penyendiri akan sulit untuk hidup aku kira kini sudah mentah.
Aku bahkan sering dianggap aneh sama teman-temanku. Sebatas celana
jeans aja mereka komennya panjang sampai hampir berdebat. Celana jeans emang ga
boleh dicuci, lalu mereka salah kaprah menganggapku aneh dan menjijikan. Dalam merawat
segala hal memang aku terlihat kotor, konyol dan menjijikan tapi persepsi
mereka kembali mentah ketika aku hanya mengusap sepatuku dengan air liur atau
setetes air bersih. Mereka kembali berkomentar bahwa hal yang aku lakukan
kembali menjijikan. Bukankah aku mempraktekan hal yang benar secara teori? Mereka
saja yang selalu menganggapku salah, dan lalu aku biarkan aku iyakan. Aku akan
selalu melakukan apapun yang aku anggap benar dan jika salah aku akan segera
memperbaiki kesalahan tersebut tanpa harus berbicara banyak.
Jadi, jangan samakan orang lain seperti kita. Hargai semua
teman, semua orang dan siapapun karena setiap orang adalah ciptaan tuhan.
Dewasa? Belum saatnya.
Tambara boyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar