Pas aku nulis tulisan ini aku juga lagi dengerin lagu dengan judul yang sama dari sebuah band bernama midnight quickie. Aku jadi terbayang kembali bagaimana aku dulu pernah punya cerita indah bersama seseorang. Dia sekarang dimana ya?
Tapi pada lagu ini, inti ceritanya kita harus bisa melupakan cerita diantara kita. Tapi jujur, aku sangat tidak bisa melupakanmu. Berbagai kenangan yang kita lewati tidak semestinya dilupakan. Semua kenangan memang harus tersimpan rapi sebagai bagian dari jalan hidup kita.
Ingatkah? Bahwa dulu kita sama-sama suka dengan bunga tulip? Dan aku harus menggambar bertumpuk-tumpuk bunga tulip buat kamu, membuat origami bunga tulip buat kamu yang begitu sulit. Masihkah semua itu kau simpan?
Kita dulu saling menyayangi, hingga suatu saat aku harus inap di sebuah klinik kau jauh-jauh dari rumahmu dibalik gunung itu buat ngebawain aku sebuah rasa cinta? Kita hanya terhalang oleh satu penghalang besar dan signifikan. Aku seorang muslim walau tidak terlalu taat dan kau seorang non. Aku tahu ini adalah satu jurang perbedaan yang menakutkan. Aku takut bahwa kita tidak bisa bersama dan akhirnya itu terjadi. Kita berkesudahan untuk menggapai angan kita dan akhirnya aku hancur. Kelemahanku pada patah hati, kelemahanku yang membuat aku berantakan. Kamu tahu ga? Bahwa aku masih mengharapkanmu. Tapi melompati jurang mempunyai resiko terjatuh lalu mati. Aku tidak rela mati muda, karena mati muda berarti aku tidak bisa melihatmu. Dengan jarak sekian, aku lebih memilih mengamatimu dan melihatmu bahagia. Masih melihatmu dalam keadaan sempurna membuat aku juga berbahagia.
Kini, aku belum mau untuk mengubah hatiku.
Oleh: Tambara Boyack, 20 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar