Hmmm jam segini, masih ada suara toet-toet gitu. Hmmmmm jam segini masih ada juga abang penjual siomay. Aku samperin langsung dan aku borong sisa jualannya. Eits tapi ga cuma gitu aja dong.
Aku tanya-tanya deh, tentang hal apapun dan banyak hal yang mengejutkan aku terima dari si abang. Take a look.
1. Kerja gituan sejak kapan?
"Wah dah lupa mas boyak, mungkin sejak aku lulus sd. Puluhan tahun deh." Secara tidak langsung si abang telah mengatakan bahwa dia hanya lulusan sd dan untuk saat ini sangat mustahil mencari pekerjaan dengan bermodal ijazah sd. Jadi apakah pemerintah saat ini memperhatikan orang seperti ini? Tidak! Bahkan mereka bisa mandiri dan kreatif tanpa morotin uang negara.
2. Jam segini masih jualan aja, emangnya jam kerja seharu berapa jam?
"Wah mas boyak, ga ada jam kerja mas. Aku kerja ya kerja. Sampe malem pun tak lakoni." Hmmmm, yang ada dibenakku pasti si abang capek banget, mana ga ada jaminan kerja lagi. Kaum inilah kaum marjinal sebenarnya. Mereka luput dari pantauan pemerintah tapi mereka bisa hidup mandiri.
3. Pendapatan sehari berapa?
"Ga nentu mas boyak, ya buat makan sehari-hari aja cukup kok. Yang penting bisa nyekolahin anak. Aku ingin anakku kelak jadi orang." Wuih! Obsesi dan optimistis adalah modal paling murah di dunia untuk hidup. Harapannya sangat besar kepada anaknya. Dia pantang menyerah dan orang seperti inilah yang harus mendapat apresiasi besar.
Pelajaran yang bisa dipetik adalah, selagi kita mampu dan mempunyai kemampuan janganlah kita malas. Kita ga boleh ngandelin orang lain. Kita ga boleh manja, karena orang sukses adalah hasil dari perjuangannya bukan dari keberuntungan. Jadi, kalimat beruntung itu harus dihapuskan dari kolong langit ini. Yang bener adalah seberapa kuat kita berusaha dan seberapa giat kita berdoa. Itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar