Rabu, 18 Agustus 2010

Inilah Daftar Usia Rata-rata Kehilangan Keperawanan di Dunia !!

Dunia Macam Apakah Ini ?

Malam semakin larut
Saat banyak pemuda terlarut mabuk
Tertawa dan bernyanyi bersama
Melantunkan emosi yang tak pernah serius

Di sisi lainnya,
Gadis2 dengan tubuh terurai berdiri dan berjalan
Melambaikan tangan pada setiap mobil yang datang
Mengharapkan menikmati segepok uang
Dan kenikmatan bersetubuh

Semakin larut malam
Semakin carut marut dunia
Setiap orang bangga dengan hilangnya akal sehat
Setiap manusia tak takut lagi berbuat dosa

Dunia macam apakah ini?

Ketika satu per satu keperawanan gadis2 terenggut dengan sendirinya
Ketika langkah2 gontai pemuda menghiasi jalanan malam
Ketika uang telah mampu membeli agama beserta tuhan2nya
Ketika matahari mengelokan neraka di bumi

Dunia macam apakah ini?

Tiadakah seseorang malaikat sucipun di sini?
Tiadakah seorang priyai mampu menundukan semua ini?
Dan tiadakah keadilan dan akal sehat ada di sini?

Dunia macam apakah ini?
Macam neraka yang penuh siksa?
Atau surga bagi kemaksiatan yang abadi?
Atau memang neraka yang menjelma sebagai surga

Dunia macam apakah ini?
Aku hanya mampu menatap dan bertanya
Dunia macam apakah ini

Ternyata rata-rata usia kehilangan keperawanan di setiap negara berbeda-beda, berdasakan data survei dari Durex dan Harris Interactive menunjukkan bahwa gadis Eropa telah melakukan seks pertama kali pada usia 16 tahun bahkan di Iceland rata-rata 15,6 tahun, kecuali Prancis, Swiss dan Belanda rata-rata pada usia 18 tahun. Asia rata-rata di atas 20 tahunan, tertinggi Malaysia 23 tahun kecuali Indonesia 19,1 tahun.

Berikut datanya dari sumber terpercaya,



Negara, Usia, Survey Thn :
Malaysia :23 2007
India :22.9 2007
Singapore :22.8 2007
China :22.1 2007
Thailand :20.5 2007
Hong Kong :20.2 2007
Vietnam :19.7 2005
Nigeria :19.7 2007
Japan :19.4 2007
Spain :19.2 2007
Indonesia :19.1 2005
Poland :19 2007
Italy :18.9 2007
Taiwan :18.9 2005
Russia :18.7 2007
Mexico :18.7 2007
South Afric :18.7 2007
France :18.5 2007
UK :18.3 2007
Switzerland :18.2 2007
Canada :18.1 2007
Netherlands :18.1 2007
Greece :18.1 2007
USA :18 2005
Australia :17.9 2007
Turkey :17.8 2005
New Zealan :17.8 2007
Slovakia :17.8 2005
Germany :17.6 2007
Brazil :17.4 2007
Ireland :17.3 2005
Croatia :17.3 2005
Austria :17.3 2007
Czech :17.2 2005
Chile :17.2 2005
Belgium :17.2 2005
Portugal :16.9 2005
Bulgaria :16.9 2005
Israel :16.7 2005
Finland :16.5 2005
Norway :16.5 2005
Sweden :16.2 2005
Denmark :16.1 2005
Iceland :15.6 2005
beberapa wartawan Amerika Latin – tak mampu berkomentar atas pernyataan wartawan saat makan malam di salah satu cafĂ© di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Wartawan itu berkata,“Saya tidak menduga remaja Indonesia begitu bebas, melebihi negara kami….”

Sebelum berkunjung ke Indonesia mengikuti “Journalist Visit Programme”, wartawan itu membayangkan Indonesia –– sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam –– adalah negara yang memegang teguh prinsip-prinsip agama, etika, dan moral. Ternyata keliru. Di Ancol, dia menyaksikan anak-anak muda bebas melakukan apa saja di depan umum.

Teman pemandu itu tidak dapat berkata apa-apa. Ia terdiam, sunyi, dan kehilangan kebanggaan. Ia merasa asing dan terpelanting dalam fakta yang sangat nyata.

Dan, kita juga terpelanting atas hasil survei ini: Pada 2008, menurut keterangan Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN), M Masri Muadz, sebanyak 63 persen remaja Indonesia usia SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.

Mengutip hasil survei yang diterimanya, Masri menyebutkan, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2005-2006 di Jabotabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar, berkisar 47,54 persen remaja mengaku berhubungan seks sebelum nikah. Peningkatan ini, antara lain, disebabkan pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan, keluarga, dan media massa.

Data lain –– yang menyedihkan dan membuat kita bergidik –– berasal dari Departemen Kesehatan. Sampai September 2008, menurut data tersebut, sebanyak 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia. Dari jumlah itu, 54 persen adalah remaja.

Dan, simak lagi data ini: Survei yang dilakukan Annisa Foundation di Cianjur, Jawa Barat, pada 2007, menemukan hasil mengejutkan. Di kota ini, lebih dari 42,3 persen pelajar perempuan di kota santri itu telah melakukan hubungan seks pra-nikah. Para responden mengaku hubungan pra-nikah itu dilakukan atas suka sama suka. Bahkan, ada responden yang mengaku berhubungan lebih dengan satu pasangan.

Survei yang dilakukan pada Juli sampai Desember 2006 kepada 412 siswa SMP dan SMA itu, menurut Direktur Annisa Foundation, Laila Sukmadevi, kecenderungan pelajar Cianjur berhubungan seks pra-nikah bukan karena persoalan ekonomi. Alasan ekonomi hanya 9 persen, selebihnya karena pergaulan dan lemahnya kontrol orangtua.




Temuan lain Annisa Foundation, sebanyak 90 persen remaja yang melakukan hubungan pra-nikah tersebut, bukan karena tidak paham nilai-nilai agama dan moral. Mereka justru mengetahui bahwa perbuatan itu dosa dan sangat tidak pantas.

Jauh dari Jakarta, tepatnya di Samarinda, Kalimantan Timur, survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Samarinda pada September 2008 lalu, menemukan hasil yang menyedihkan. Dari 300 pelajar Samarinda, 12 persen di antaranya mengaku pernah melakukan hubungan badan.

Menurut survei PKBI itu, 14 persen hubungan seks dilakukan di sekolah, 28 persen mengaku melakukannya di rumah. Ironisnya, hubungan badan dilakukan di sekolah saat jam istrahat maupun ketika usai belajar. Sedangkan di rumah dilakukan saat kedua orangtua tidak berada di rumah.

Organisasi riset nirlaba AS, Research And Development (RAND) melaporkan penelitiannya November 2008 lalu, bahwa tayangan televisi sangat berpengaruh terjadinya kehamilan di kalangan remaja di AS. Pengkajian yang disiarkan jurnal Pediatrics itu menyebutkan, remaja yang banyak menonton acara yang mengandung unsur seksual, menghadapi risiko hamil lebih besar.

Pengkajian itu memfokuskan pada 23 acara televisi kabel yang populer di kalangan remaja, antara lain komedi situasi, drama, acara realitas, dan kartun.

Angka kehamilan remaja di AS tetap tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya. Hampir sejuta gadis berusia antara 15 hingga 19 tahun hamil setiap tahunnya, atau sekitar 20 persen wanita yang aktif secara seksual dalam kelompok umur tersebut.

Hasil penelitian dan survei tersebut sangat menakutkan. Gaya hidup permisif, budaya televisi, telah mendorong para remaja terperosok dan jatuh ke jurang terdalam. Di Indonesia, remaja-remaja kita diserbu gaya hidup serba mungkin. Pendidikan agama telah berubah menjadi angka-angka dalam buku rapor semester.

Kehidupan remaja di AS dan Indonesia, terutama di perkotaan, hampir sulit dibedakan. Mereka mendapatkan apa saja. Bahkan, lemahnya penegakan hukum, memungkinkan remaja Indonesia mendapatkan jauh lebih besar dan menakutkan dibandingkan di AS. Video porno, majalah porno, tayangan televisi yang serba benda dan kemewahan, serta situs-situs porno di internet, dengan mudah didapatkan.

Dan, yang sangat menakutkan, ketika persoalan ini dianggap sebagai suatu yang biasa. Ini bahaya lebih dahsyat dari yang dibayangkan orangtua, pendidik, ulama, dan negara.

Seorang wartawan Amerika Latin berkata, “Saya tidak menduga remaja Indonesia begitu bebas, melebihi negara kami…..’”


Rata-rata pria di dunia kehilangan keperjakaannya di usia 16,9 tahun,Sumber Valid
Keperjakaan seorang pria rata2 raib, hilang, diambil pertama kali tidak lain tidak bukan oleh



TANGANNYA SENDIRI !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar