Sabtu, 15 Oktober 2016

Bermimpi Sendiri.

     Ramai, begitu ramai tempat ini dipenuhi oleh muda-mudi dengan gairah cinta. Berjalan bergandengan mengelilingi taman yang berada tepat di depan pintu tol Jakarta – cikampek. Entah kenapa aku ingin merasakan aura yang ada di tempat ini. Aku ingin melihat decak senja ditempat ini. Lalu-lalang mereka memberika pemahaman bahwa aku selama ini masih terlalu nyaman di posisiku sekarang. Dari sisiku aku melihat kebahagiaan mereka hanya melewati diriku yang hanya terduduk memandangi mereka hingga tercipta dua buah berupa sebuah sound remix dan tulisan ini. Kunikmati kenikmatan akhir pecan mereka bersama dengan lagu dari against the current, sebuah band pop teenage dari negeri paman sam. Entah kenapa diumurku yang sudah lama menginjak usia angka 2 aku masih menyukai lagu-lagu berusia belasan seperti ini. Dan aku juga lebih nyaman untuk mendengarkan lagu-lagu dari negeri lain ketimbang negeri sendiri. Hanya beberapa lagu dalam negeri yang masuk telingaku. Lagu-lagu inilah yang lalu aku jadikan referensi music instrumentalku. Aku sangat mempunyai keinginan untuk terus berkarya secara massive entah itu diterima atau enggak. Baik itu berupa music, buah pikiran ataupun tulisan. Aku ingin mengejar teman-temanku yang telah duluan mencapai kesuksesan mereka masing-masing.
   
     Aku disini hanya bisa bermimpi sendirian. Tanpa aku sadari akku sendiri sudah hampir 2 tahun lamanya. Aku lebih memilih mundur daripada harus terus-menerus menderita secara batiniah. Dulu memang dialah impian terbesarku bagaimanapun aku diperlakukan oleh dirinya. Namanya manusia, batas kesabaran itu pastilah ada. Aku memilih mundur hingga jadilah aku seperti sekarang. Mencari lagi, memulai lagi dari nol adalah hal yang sangat sulit karena pengalaman buruk masalalu membentuk pribadi kita menjadi lebih berhati-hati untuk mengambil keputusan kembali. Lalu aku berusaha untuk berlari sejauh mungkin. Kesana kemari berakhir pada sebuah tempat bernama bekasi. Aku bingung, tempat inilah yang selalu aku tolak dalam setiap langkahku, tapi tuhan malah berkata lain bahwa aku harus mencari penghidupan di kota yang sangat padat ini. Semakin tegas pula bahwa aku kini begitu sendiri berjalan diantara pikuk keramaian kota industri. Aku harus cepat-cepat beradaptasi atau pilihan lain aku akan mati disini diantara hilir-mudik manusia pencari rente.        

     Bukankah tuhan mempunyai cara lain yang tidak diketahui oleh ciptaannya sendiri? Tuhan adalah zat kreator paling mustahil untuk dibantah. Tuhan adalah esa dan tidak mempunyai lain. Bermimpi sendiri seperti memimpikan menjadi tuhan. Semua kehendak harus mutlak bisa tercapai secara absolut. Disampingku kini tengah lalu-lalang para pengamen jalanan. Mereka mengaku sebagai seniman jalanan padahal tidak tahu apa arti dari kesenian itu sendiri. Menurutku seni adalah produk karya hasil dari buah pemikiran sendiri atau berdasarkan referensi karya lain. Dan sebuah konsep bernama pengamen menurutku bukanlah sebuah kesenian, disana terdapat unsur penyimpangan dari seni itu sendiri. Seni tidak boleh diapresiasi dengan harga murah. Seni harus mempunyai estetika keindahan dalam penyajiannya. Seni tidak boleh memaksa orang lain untuk memberikan apresiasi, Karena seni adalah sebuah kerelatifan paling mutlak dalam sisi penilaiannya. Orang suka atau tidak adalah hak mereka dalam menilai kesenian. Seni adalah bentuk selera manusia yang menggambarkan diri mereka sendiri.  Aku sangat benci dengan pengamen, mengapa? Aku bersusah payah menciptakan karyaku dan lalu mereka menganggap mereka itu sedang berkarya padahal mereka adalah kumpulan pemalas yang memaksa agar orang lain harus menghargai secara murah. Kata murah ini apalagi sangat tidak aku sukai, seni adalah hal yang sangat mahal bagiku.

So take my hand, and bring me back seperti kata taka dari one ok rock.